Lombok Barat - Kader posyandu memiliki peranan yang sangat besar dalam hal penanganan berbagai masalah di lapangan, baik itu permasalahan kesehatan dan sosial masyarakat. Namun sayang, kader yang jumlahnya ribuan di Lombok Barat masih mendapatkan insentif yang minim dibanding dengan peran mereka di lapangan. Kondisi inipun mendapatkan sorotan dari kalangan DPRD. Wakil ketua Hj Nurul Adha dalam ini menyoroti masih minimnya insentif tersebut, Ia mendorong agar insentif untuk para kader ini lebih ditingkatkan lagi.
Demikian mengemuka saat Jaring Asmara (jaring aspirasi masyarakat) di desa Kediri Selatan Rabu (26/2). Hj Nurul Adha menegaskan, pihaknya menyerap berbagai keluhan Masyakarat kalangan perempuan yang aktif di posyandu. "Melalui kegiatan turun kami menyerap banyak aspirasi, termasuk kader posyandu yang insentif nya masih minim. Masih sangat sedikit,"jelas Dewan dapil V (Kediri-Selatan).
Menurut dewan Dua periode ini dengan insentif hanya Rp 100 ribu per bulan lalu dibanding dengan peran mereka dibawah tak sebanding. Karena itu pihaknya pun akan mengusulkan kenaikan insentif kader kepada Pemda. Disamping desa Juga terus didorong, namun desa tentu memiliki keterbatasan karena alokasi DD sudah jelas peruntukkannya.
Kedepan kalau memungkinkan dari pokir, pihaknya akan sangat senang bisa mengalokasikan. Hanya Saja, ia belum tahu apakah boleh atau bisa dari sisi aturan. Pihaknya akan membahas hal ini dengan Pemda, setelah kegiatan turun reses berakhir. Disamping itu, banyak juga masyakarat ingin Pemberdayaan dari sisi ekonomi. Pihaknya pun sudah melakukan upaya membantu warga dari sisi Pemberdayaan, melalui berbagai bantuan yang dialokasikan dari pokir.
Ketua kader posyandu di Desa Kediri Selatan Hj Fatimtuzzahrah menuturkan, adanya Posyandu sangat besar dampaknya, warga berterimakasih atas adanya Posyandu tersebut. Saat ini jumlah kadernya lima orang per satu posyandu, dengan total 9 Posiandu, jumlah kader mencapai 45 orang.
Menurutnya, dalam berbagai kegiatan posiyandu dikombinasi dengan posiyandu lansia. Beragam Kegiatan Para kader posyandu jelas dia mulai dari menjahit, kerajinan membuat topi haji. Disamping itu kegiatan rutin seperti pendataan, penimbangan, pemberian vitamin, obat dan bulan imunisasi.
Kader posyandu juga melakukan survey di lapangan untuk menemukan persoalan di lapangan. Seperti warga sakit yang tidak mampu, kader turun membantu agar warga mendapatkan pelayanan di puskesmas. "Kalau ada balita di bawah garis merah (Bgm) langsung ditangani,"imbuhnya.
Diakui ditengah peran kader ini di lapangan, namun belum memadai dari sisi insentif. para kader mendapatkan insentif dua termin atau dua kali terima, dengan nominal Rp 100 ribu per bulan.
"Kadang kami terima 3 bulan dari DD. Kalau dari puskemas Rp 10 Riu per bulan, minim sekali,"imbuh dia. Kades Kediri Selatan Edi Erwinsyah mengatakan insentif kader posyandu minimal 150 per orang per bulan. "Insentif ini naik dari Rp 100 ribu tahun lalu,"jelasnya.
Hasil mini Loka di desanya Dampak adanya posyandu banyak dirasakan masyakarat, dari kehadiran masyakarat dan keaktifan sangat bagus. Dari sisi penyakit juga, para Ibu dan anak tidak ada. "Besar sekali dampak dan peran kader,"imbuhnya. (rm)
0 Komentar