Lombok Barat - Banjir yang menerjang daerah Gunungsari, Minggu, 1 Maret 2020 mengakibatkan ratusan rumah warga terendam. Belasan Kepala Keluarga (KK) masih diungsikan ke rumah keluarga dan tetangga lantaran rumah mereka rawan diterjang longsor. Selain itu, dampak banjir melumpuhkan kegiatan belajar mengajar di SMPN 2 Gunungsari sementara. Menyusul sekolah sementara ini terendam banjir setinggi sekitar 80 cm, mengakibatkan meja kursi serta perangkat belajar hanyut.
Untuk membersihkan kotoran akibat banjir, tim TNI pun turun membantu pihak sekolah. Senin, 2 Maret 2020, Ketua DPRD Hj. Nurhidayah bersama Anggota Dapil Gunungsari-Batulayar Saeun turun ke lokasi sekolah sementara tersebut.
Hasil pengamatan wartawan, areal sekolah yang terteletak dipinggir sungai ini dipenuhi lumpur. Para guru bersama TNI membersihkan kotoran yang terbawa banjir. Meja dan kursi yang kotor akibat lumpur dievakuasi ke luar. Tampak bangunan dinding sekolah sementara yang terbuat dari kalsiboard tersebut sudah rusak, jebol di mana-mana. Lantai seperti kubangan lumpur, akibat tak dibangun menggunakan campuran semen.
Melihat kondisi ini, Ketua DPRD Hj. Nurhidayah mengatakan sekolah sudah tidak layak pakai. “Sebenarnya tidak banjir juga, ruang belajar sementara ini tidak layak. Karena ternyata tanah (ruang kelas) tidak diplester sama sekali, berarti berdebu saat kering, apalagi kondisi banjir begitu,” ungkapnya.
Dampaknya, kata politisi Gerindra ini sangat dirasakan para siswa. Karena merasa tidak nyaman bersekolah lagi. Atas kondisi itu, Ia akan segera meminta Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) turun ke lokasi. Agar pihak PU memikirkan berbagai aspek bencana dalam membangun struktur gedung baru SMPN 2 Gunungsari itu, mengingat tahun ini Pemkab Lobar sudah mengaggarkan pembangunan Gedung baru bagi sekolah itu.
Selain itu, ujarnya, pihak Dinas PUPR pun harus membangun talud di sepanjang sungai sebelah sekolah itu lebih tinggi lagi, agar jika kembali hujan air sungai tidak akan meluap keluar.“Kemudian juga ada jembatan (tak jauh dari sekolah) yang terlalu rata dengan jalan itu juga potensi air sungai meluber. Apakah itu juga ditinggikan atau gimana, itu juga menjadi solusi,” jelasnya.
Anggota DPRD Lobar Daerah Pemilihan (Dapil) Gunungsari-Batulayar, Saeun menambahkan mengingatkan pihak Dinas PUPR, agar meninggikan lebih dahulu pondasi bangunan sekolah setara dengan jalan. Termasuk dengan lapangan sekolah itu. Sebab ia menilai akan percuma jika bangunan baru dibangun, namun masih dengan posisi sekolah yang rendah.
Sementara itu, Kepala SMPN 2 Gunungsari, Sahrullah mengaku terpaksa memulangka siswa kelas VII dan VIII lebih awal. Terkecuali kelas IX yang harus mengikuti geladi bersih UNKB diruang guru. Tak bisa dipungkiri kondisi itu membuat para siswa IX itu tidak nyaman.“Ya tidak nyaman, sangat terganggu (belajar mengajar),” bebernya.
Sementara itu Camat Gunungsari M. Mudassir mengatakan, sejauh ini ada beberapa desa terdampak banjir lumayan parah antara lain Desa Gelangsar ada 15 KK diungsikan, Mekar Sari dan Ranjok terdampak 130 KK. “Ada 15 warga yang masih diungsikan di Desa Gelangsar karena kondisi rumah warga rawan longsor,” jelas dia. Untuk penanganan SMP 2 Gunung Sari, seperti tanah uruk pihaknya sudah melaporkan ke pihak OPD terkait. (Red)
0 Komentar