Hadir dalam kegiatan Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid, Ketua Koordinator Penurunan Stunting Prov. NTB dr. Lina Nurbaiti, Asisten I Setda Lombok Barat Agus Gunawan, Kepala OPD, serta Kepala Puskesmas se-Kab. Lobar.
Ketua Koordinator Penurunan Stunting Prov. NTB dalam paparannya menyampaikan bahwa dalam menurunkan angka stunting kita tidak boleh hanya fokus kepada satu fase saja, karena dalam melaksanakan pencegahan stunting harus dilaksanakan pada semua fase yaitu pada fase balita, remaja dan ibu hamil.
“Tidak dianjurkannya untuk fokus hanya kepada satu fase ialah karena fase tersebut nantinya akan mengulang kembali, sehingga dibutuhkan penanganan sebaik mungkin disetiap fasenya,” tegasnya.
Dr. Lina Nurbaiti juga mengatakan bahwa peran orang tua dalam mencegah terjadinya stunting sangatlah penting, karena walaupun keluarga tersebut memiliki ekonomi yang baik dan dapat memakan makanan yang bergizi, akan tetapi bila sang ibu memberikan tekanan mental kepada sang anak maka gizi tersebut pun tidak dapat diserap oleh anak sehingga menyebabkan berat badan anak tersebut tidak naik.
“Hal ini sering kali terjadi ketika sang ayah pulang kerumah dan tidak ikut berperan serta dalam mengurus buah hatinya, sehingga semua beban mengenai urusan buah hati adalah urusan istri yang dapat membuat mental dari para istri pun lelah dan kemudian menjadikan anak mereka sebagai pelampiasannya. Sebagai seorang anak tentunya tidak dapat mengatakan kepada ahli bahwa ia stress, oleh karena itulah penting bagi orang tua, khususnya para ayah untuk tidak membuat hal ini terjadi dikeluarga mereka,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa dalam mensosialisasikan mengenai Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada ibu hamil mapun balita pemerintah kabupaten harus memperhatikan kebiasaaan serta kebutuhan dari ibu hamil maupun balita.
“Hingga saat ini saya masih sering menemukan beberapa kebiasaan masyarakat yang melarang ibu hamil atau anak mereka untuk mengkonsumsi makanan tertentu karena terhalang oleh mitos, oleh karena itu dibutuhkan sosialisasi lebih lanjut kepada masyarakat bahwa mitos yang mereka percayai hingga saat ini tidaklah benar dan mereka pun harus dapat mengkonsumsi makanan lengkap bergizi selama kehamilan mau pun untuk anak mereka nantinya,” terangnya.
Bupati Lombok Barat mengatakan bahwa pihaknya perlu mencari strategi agar masyarakat bisa mengenyampingkan mitos mitos tersebut.
Hal ini tentu menyebabkan Ibu Hamil tidak maksimal dalam konsumsi makanan bergizi dan vitamin. Hal ini tentu sangat dibutuhkan oleh Ibu Hamil agar bayinya dalam kandungannya tetap sehat. "Saya pikir hal seperti ini sudah lama hilang, tetapi ternyata masih ada masyarakat yang percaya akan hal tersebut (mitos mitos). Untuk itu jajaran pemerintah daerah harus mencari langkah dan strategi yang jitu dalam mengajak masyarakat untuk makan bergizi dan sosialiasi mengenai gizi makanan yang dibutuhkan selama kehamilan maupun balita," jelasnya.
Bupati dua periode ini juga menyetujui salah satu pendapat dari dr. Lina Nurbaiti mengenai stunting yang tidak bisa hanya dikerjakan oleh Dinas Kesehatan dan BKKBN saja, melainkan membutuhkan banyak pihak yang saling bekerja sama. “Dalam menurunkan angka stunting sangat dibutuhkan kolaborasi dan sinergitas dari semua pihak dan tetaplah ingat bahwa ini bukanlah hanya tugas kita sebagai ASN, melainkan tugas kita sebagai manusia makhluk sosial yang harus salah membantu kepada sesama,” tegasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Lobar Arif Suryawirawan menambahkan bahwa berdasarkan EPBGM terbaru angka stunting di Lombok Barat telah mencapai 18,98% yang dimana termasuk dalam kategori baik. “Pada tahun 2022 ini terdapat 79 desa dengan kategori baik dan 0 desa dengan kategori sangat buruk. Kami berharap dengan adanya bantuan dari pemerintah pusat dalam memenuhi Pemberian Makanan Tambahan angka stunting di Lombok Barat dapat semakin menurut,” tegasnya.
0 Komentar