Amak Popi, Usaha Sampingan Menjual Kikil Sapi di Lombok Utara Bisa Mencukupi Kebutuhan Keluarga. |
TANJUNG PenaNTB.com -Nuryati, yang akrab disapa Amak Popi, adalah contoh nyata dari kegigihan dan ketekunan dalam menjalankan usaha kecil. Beralamatkan di dusun Lading Lading, kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara (KLU), Amak Popi telah berhasil mencapai kesuksesan dalam menjual kikil sapi selama 4 tahun terakhir.
Amak Popi mampu menjadikan usaha kecilnya sebagai sumber penghasilan tambahan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
"Menjual kikil sapi ini adalah usaha sampingan saja, tapi allahmdullillah bisa sedikit manambah penghasilan buat keluarga," ungkap Amaq Popi saat di temui media PenaNTB.com di kediamannya dusun Lading Lading Desa Tanjung KLU, pada Kamis, (23/05/2024).
Harga kikil sapi yang ditawarkan bervariasi, mulai dari 20 ribu hingga 60 ribu per kaki sapi, tergantung pada ukurannya.
"Harganya murah, kalau yang ukuran kecil itu kita jual 20 ribu, kalau yang ukuran besar itu kita jual, 40, 50 bahkan ada yang 60 ribu satu kikil," jelasnya.
Proses pengolahan kikil sapi dilakukan dengan telaten oleh Amak Popi. Mulai dari pemanggangan atau dengan cara di bakar guna menimbulkan aroma yang khas, hingga perebusan, bahkan pemotongan sesuai dengan keinginan pembeli, semuanya dilakukan dengan cermat untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi.
"Itu awalnya kita panggang/bakar, kemudian kita bersihkan, lalu ada yang direbus ada juga yang tidak direbus, bahkan ada yang minta untuk di recah potong kecil-kecil, kita sesuaikan dengan keinginan dari pembeli," jelasnya.
Amak Popi mendapatkan pasokan kikil sapi dari pasar Tanjung, dengan mengambil keuntungan yang seadanya dari harga yang diberikan oleh pedagang tempatnya membeli.
Meski hanya menjalankan usaha ini sebagai sampingan, namun Amak Popi berhasil menambah penghasilan keluarganya.
Dalam hal pemasaran, Amak Popi menjualnya ke warga sekitar, bahkan kadang mengandalkan jaringan media sosial. Kadang-kadang, jika ada pesanan, beliau melakukan pengiriman langsung ke rumah pembeli atau dengan sistem cash on delivery (COD).
"Kita jual ke warga sekitar, kadang juga kita upload di media sosial, kalau ada yang pesen baru kita antar ke tempat pembeli," terangnya
Meskipun usaha mereka telah berjalan cukup lama, Nuryati berharap agar pemerintah Lombok Utara memberikan perhatian dan dukungan yang dapat membantu perkembangan usaha mereka.
Mereka berharap agar usaha mereka dalam berdagang kikil sapi ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat.
“kita berharap ada perhatian dari pemerintah, supaya usaha kecil-kecilan ini bisa sedikit berkembang, itu harapan saya kepada pemerintah,” Tutupnya (Ten*)
0 Komentar