Rajid Kalia pedagang kambing kurban di seputaran kota Tanjung |
LOMBOK UTARA PenaNTB.com – Rajid Kaila, seorang pedagang kambing yang telah menekuni usahanya selama sepuluh tahun, menghadapi dinamika harga dan persaingan pasar yang semakin ketat.
Rajid menjalani usahanya secara musiman, mulai berjualan kambing sebulan sebelum Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban. Harga kambing yang ditawarkan bervariasi, mulai dari Rp1,5 juta hingga Rp 4 juta per ekor, dengan semua kambing sudah memenuhi syarat untuk kurban dan aqiqah.
"Hari ini, stok kami rata-rata di atas Rp 3 jutaan, tapi kami juga menyediakan dari yang terkecil seharga Rp1,5 juta hingga yang terbesar dengan harga Rp 4 juta," ungkap Rajid saat ditemui media di Lokasinya Berjualan, Tanjung, Rabu (05/06/2024).
Menariknya, harga kambing tahun ini mengalami penurunan. Tahun lalu, harga kambing yang mencapai Rp 6 juta kini hanya Rp 4 juta, penurunan ini disebabkan oleh pasokan yang melimpah.
"Pasokan kambing datang dari Lombok Tengah, Sumbawa, hingga Bima, sehingga pasokan masuk ke Lombok Utara sangat banyak dan persaingan menjadi ketat," jelas Rajid.
Rajid juga mengamati perubahan signifikan dalam jumlah pedagang kambing di Kabupaten Lombok Utara (KLU). "Dulu kami hanya berdua, sekarang banyak sekali yang berjualan kambing di KLU," tambahnya.
Untuk pasokan kambing, Rajid langsung mengambil dari pasar, petani sekitar Kayangan dan Bayan. "Di wilayah Tanjung sendiri, harga kambing lebih tinggi," ujarnya.
Selama bulan ini, Rajid telah menjual hampir 50 ekor kambing. Namun, keuntungan yang diperolehnya tidak sebesar dulu. "Keuntungan per ekor kambing kini hanya Rp50.000 hingga Rp100.000," katanya.
Pemasaran kambing Rajid tidak hanya terbatas di Lombok Utara. "Kadang ada yang mengambil dari luar wilayah Lombok Utara, termasuk dari Mataram," ungkapnya.
Dibandingkan tahun lalu, permintaan kambing tahun ini lebih ramai. "Banyak pembeli datang dengan uang Rp 2 juta atau Rp1,5 juta dan bertanya kambing apa yang bisa mereka dapatkan," kata Rajid, menambahkan bahwa proses tawar-menawar kini jarang terjadi.
"Berbeda dengan tahun lalu, jika harga kambing Rp 5 juta, paling laku Rp4,5 juta, dan banyak yang menitip uang duluan," jelas Rajid. Tantangan ini membuat Rajid harus lebih fleksibel dalam menghadapi dinamika pasar yang terus berubah.
Rajid berharap kondisi pasar akan stabil dan permintaan kambing akan terus meningkat menjelang Hari Raya Kurban, sehingga usahanya tetap bertahan dan berkembang di tengah persaingan yang semakin ketat.(Ten*)
0 Komentar