BAYAN, penantb.com - Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Lombok Utara (KLU) terus melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan kualitas destinasi wisata di wilayahnya. Salah satu proyek terbaru yang sedang dikerjakan adalah pembangunan rest area di kawasan wisata Kokok Puteq, Desa Sambik Elen, Kecamatan Bayan.
Rest area ini diharapkan menjadi fasilitas penting yang tidak hanya memberikan kenyamanan bagi wisatawan yang melintasi kawasan tersebut, tetapi juga memaksimalkan potensi wisata di wilayah timur Lombok Utara yang selama ini kurang terekspos.
Kepala Bidang Destinasi Wisata Dispar KLU, Alfian Zubair, mengungkapkan bahwa pembangunan rest area di Kokok Puteq sudah berjalan selama tiga minggu, dan ditargetkan selesai pada akhir tahun 2024. Dengan alokasi anggaran sebesar Rp 1,5 miliar yang bersumber dari APBD 2024, rest area ini akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang seperti taman, musala, lapak-lapak untuk UMKM, serta area parkir yang memadai.
"Pembangunan rest area ini sangat penting karena selama ini kawasan Kokok Puteq hanya dilewati saja oleh wisatawan, terutama mereka yang datang dari Mataram dan hendak menuju destinasi wisata Sembalun di Lombok Timur," ujar Alfian di media Kamis (19/09/2024)
Ia menambahkan, Kokok Puteq memiliki potensi besar sebagai salah satu destinasi unggulan di Lombok Utara. Namun, selama ini wisatawan cenderung melewatinya tanpa berhenti karena minimnya fasilitas yang tersedia. Dengan adanya rest area ini, diharapkan wisatawan dapat beristirahat dan menikmati keindahan alam di kawasan Sambik Elen, sekaligus memberikan waktu lebih banyak bagi mereka untuk mengeksplorasi potensi wisata setempat.
Kokok Puteq terletak di jalur strategis yang menghubungkan Mataram, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), dengan destinasi wisata populer Sembalun di Lombok Timur. Jalur ini kerap dilalui oleh wisatawan yang hendak menikmati keindahan Gunung Rinjani serta kawasan sekitarnya. Namun, selama ini, Kokok Puteq seringkali hanya menjadi tempat yang dilewati tanpa menjadi destinasi pemberhentian yang berarti.
Dengan pembangunan rest area ini, Dispar KLU berupaya untuk menangkap wisatawan yang melintas, baik mereka yang datang dari Mataram maupun dari Senaru, sebuah desa wisata populer di KLU yang menjadi salah satu pintu gerbang pendakian Gunung Rinjani. Rest area ini diharapkan dapat memberikan kenyamanan bagi wisatawan yang menempuh perjalanan jarak jauh, sembari menawarkan mereka kesempatan untuk menikmati keindahan alam di kawasan Sambik Elen.
"Perjalanan dari Mataram ke Sembalun cukup jauh, sehingga wisatawan tentu membutuhkan tempat untuk beristirahat. Dengan adanya rest area ini, mereka bisa berhenti sejenak, beristirahat, sekaligus menikmati pemandangan alam yang indah di sekitar Kokok Puteq," tambah Alfian.
Salah satu keunggulan Kokok Puteq adalah aliran sungainya yang mengandung belerang, yang dipercaya memiliki manfaat bagi kesehatan, khususnya untuk perawatan kulit. Menyadari potensi ini, Dispar KLU berencana untuk mengembangkan Kokok Puteq sebagai destinasi wisata kesehatan di masa depan, dengan branding sebagai kolam pemandian alami yang baik untuk kesehatan kulit.
"Kokok Puteq memiliki potensi besar karena air sungainya mengandung belerang yang bermanfaat untuk kesehatan kulit. Ke depannya, kami berencana untuk membangun kolam pemandian alami di sana, yang dapat dimanfaatkan oleh wisatawan yang ingin merasakan manfaat kesehatan dari air belerang tersebut," jelas Alfian.
Meskipun fokus utama saat ini adalah penataan infrastruktur dasar, seperti pembangunan rest area, musala, dan lapak-lapak untuk UMKM, pengembangan ke arah wisata kesehatan menjadi visi jangka panjang bagi Dispar KLU. Pengalaman mandi di aliran air belerang di alam terbuka akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, terutama bagi mereka yang mencari pengalaman wisata yang lebih sehat dan alami.
Alfian menegaskan bahwa pembangunan rest area di Kokok Puteq merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah untuk melakukan pemerataan pembangunan pariwisata di Lombok Utara. Selama ini, kawasan Tiga Gili (Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air) menjadi primadona pariwisata Lombok Utara, menarik sebagian besar wisatawan mancanegara. Namun, potensi wisata di daratan Lombok Utara, seperti di Bayan, Senaru, dan Sambik Elen, juga memiliki daya tarik yang tak kalah menarik.
"Penataan destinasi di daratan Lombok Utara merupakan langkah awal dari pemerataan pembangunan pariwisata. Selama ini, wisatawan cenderung terkonsentrasi di Tiga Gili, padahal ada banyak destinasi menarik di daratan yang belum banyak dieksplorasi. Kami ingin memberikan alternatif bagi wisatawan, agar mereka tidak hanya menikmati keindahan pulau-pulau kecil, tetapi juga destinasi alam yang ada di daratan," tegas Alfian.
Pemerintah Lombok Utara berharap dengan adanya rest area di Kokok Puteq dan pengembangan destinasi lainnya di daratan, wisatawan akan lebih lama tinggal di daerah tersebut. Hal ini akan memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal, karena semakin lama wisatawan tinggal, semakin besar pula dampak ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat sekitar.
Selain proyek pembangunan di Kokok Puteq, Dispar KLU juga sedang melakukan revitalisasi dan pengembangan berbagai objek wisata di seluruh wilayah Kabupaten Lombok Utara. Dari Pemenang hingga Bayan, berbagai destinasi wisata diperbaiki dan diperbarui agar lebih siap menyambut wisatawan.
"Dalam upaya pemerataan ini, kami juga melakukan revitalisasi di objek-objek wisata lainnya, tidak hanya di Kokok Puteq. Seluruh wilayah dari Pemenang hingga Bayan kami perhatikan, agar pembangunan dan pengembangan pariwisata merata dan memberikan dampak ekonomi yang lebih luas bagi masyarakat," pungkas Alfian.
0 Komentar