Breaking News

Revitalisasi Agrowisata Genggelang dan Ekowisata Kerujuk: Upaya Dispar KLU Tingkatkan Daya Tarik Wisata

Foto// Gerbang Ekowisata Kerujuk Desa Menggala Kecamatan Pemenang 



PEMENANG, penantb.com - Kabupaten Lombok Utara (KLU), salah satu daerah yang menjadi magnet wisatawan, terus berbenah dalam upaya meningkatkan kualitas destinasi pariwisatanya. Melalui Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Lombok Utara, sejumlah langkah strategis diambil untuk mengoptimalkan potensi wisata di daerah tersebut. 

Penataan destinasi menjadi prioritas demi menciptakan daya tarik yang lebih besar serta memperpanjang masa tinggal wisatawan. Salah satu upaya signifikan yang dilakukan tahun ini adalah revitalisasi destinasi wisata Agrowisata Genggelang dan Ekowisata Kerujuk.

Dusun Genggelang yang terletak di wilayah Lombok Utara memiliki potensi besar di sektor pertanian dan keindahan alam. Hal ini menjadi perhatian utama Dispar Lombok Utara dalam membangun sinergi antara agro dan pariwisata. 

Kampung Agrowisata Genggelang didominasi oleh kawasan perkebunan yang subur dengan hasil pertanian utama berupa cokelat, durian, serta potensi alam seperti air terjun dan mata air. Melihat hal ini, pemerintah berusaha untuk menciptakan integrasi yang lebih baik dengan memperkenalkan paket wisata yang menarik.

Alfian Zubair, Kepala Bidang Destinasi Wisata Dispar Lombok Utara, menjelaskan bahwa ada enam lokasi di kawasan Agrowisata Genggelang yang saat ini sedang direvitalisasi. Beberapa proyek yang dikerjakan di antaranya penataan parkir, pembangunan homestay di Dusun Penjor, gerai outlet wisata, serta revitalisasi sarana dan prasarana di Air Terjun Kertaharja. Tak hanya itu, pembangunan musala dan toilet di area tersebut juga dilakukan untuk menambah kenyamanan wisatawan.

“Gerai outlet yang dibangun di depan kantor desa nantinya akan menjadi pusat informasi wisata, sementara perbaikan lainnya seperti berugak dan gapura akan mempercantik akses menuju destinasi tersebut,” ungkap Alfian di media Kamis (19/09/2024).

Proyek ini menelan anggaran sekitar Rp 1 miliar, yang mencakup keseluruhan upaya revitalisasi. Diperkirakan, seluruh pekerjaan akan rampung pada akhir tahun 2024. Setelahnya, Dispar berencana untuk bekerja sama dengan pihak desa dan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) setempat guna mengelola destinasi ini secara berkelanjutan. Kampung Cokelat di Senara dan potensi agrowisata lainnya seperti durian melimpah, air terjun, dan mata air, diharapkan dapat menjadi daya tarik utama dalam paket wisata yang akan dipromosikan.

Selain revitalisasi Agrowisata Genggelang, langkah antisipatif juga diambil oleh Dispar di kawasan Gili Air, Desa Gili Indah. Daerah ini terkenal sebagai destinasi wisata bahari dengan pantai-pantainya yang indah, namun juga memiliki risiko tinggi terhadap gelombang pasang saat cuaca ekstrem. Dispar membangun talud atau tembok penahan gelombang di kawasan tersebut untuk mencegah kerusakan jalan akibat hantaman ombak.

“Di Gili Air, kami membangun talud untuk mengantisipasi naiknya gelombang yang sering merusak infrastruktur di sepanjang pantai ketika cuaca buruk,” kata Alfian.

Penataan di Gili Air diharapkan dapat memberikan rasa aman kepada wisatawan dan masyarakat setempat, sekaligus mempertahankan daya tarik kawasan ini sebagai destinasi wisata utama.

Salah satu destinasi wisata yang sempat menarik perhatian adalah Ekowisata Kerujuk. Dikenal karena keindahan alamnya yang masih alami serta permainan tradisional yang menarik bagi wisatawan, Ekowisata Kerujuk pernah menjadi destinasi favorit sebelum terkena dampak gempa pada 2018 dan pandemi COVID-19 pada 2020. Dua bencana tersebut membuat potensi wisata di Kerujuk mengalami penurunan signifikan.

Namun, Dispar Lombok Utara berkomitmen untuk menghidupkan kembali destinasi ini melalui program revitalisasi. Pada tahun ini, Dispar melakukan pembangunan gapura masuk serta jembatan selfie yang menjadi salah satu daya tarik wisatawan.

“Kerujuk punya potensi besar dan sempat booming, namun sayangnya sempat turun karena gempa dan pandemi. Kami sedang melakukan revitalisasi dengan membangun gapura dan jembatan selfie di lokasi tersebut,” jelas Alfian.

Anggaran yang dialokasikan untuk revitalisasi Ekowisata Kerujuk mencapai Rp 100 juta. Dengan potensi alam yang memikat serta daya tarik permainan tradisional yang unik, Kerujuk diharapkan dapat kembali menarik minat wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

Melalui serangkaian revitalisasi ini, Dispar Lombok Utara tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pada pengelolaan destinasi yang berkelanjutan. Dengan melibatkan pihak desa, Pokdarwis, dan masyarakat setempat, diharapkan program-program ini dapat menciptakan sinergi yang kuat dalam mengelola dan mempromosikan potensi wisata Lombok Utara.

Salah satu strategi yang sedang dikembangkan adalah memasarkan paket wisata yang menggabungkan destinasi di daratan Lombok Utara, seperti Agrowisata Genggelang, dengan wisata bahari di Tiga Gili (Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air). Kombinasi ini diharapkan dapat memberikan pengalaman wisata yang lebih beragam bagi para wisatawan, khususnya turis mancanegara yang tertarik dengan kegiatan agrowisata dan keindahan alam.

“Kami berharap paket wisata ini dapat dipromosikan ke hotel-hotel di Tiga Gili. Wisatawan, terutama mancanegara, sangat menyukai kombinasi wisata alam dan agrowisata, dan kami akan berusaha untuk menjadikan ini sebagai daya tarik baru di Lombok Utara,” pungkas Alfian. (Ten)


0 Komentar






Type and hit Enter to search

Close